PALU | Warta Sulteng –
Wilayah Kecamatan Pamona Tenggara dan Pamona Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 5,7 pada Kamis (24/7) pukul 21.06 WITA.
Dalam laporan resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah, gempa mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan memaksa ribuan warga mengungsi.
Di Kecamatan Pamona Tenggara, Desa Tokilo mencatat 4 rumah rusak berat dan 21 rumah rusak ringan, dengan jumlah pengungsi mencapai 596 jiwa dari 184 kepala keluarga (KK). Di Desa Tindoli, sebanyak 10 rumah rusak berat, 70 rumah rusak ringan, serta 1 gereja dan 1 bangunan taman kanak-kanak turut terdampak.
Total pengungsi di desa ini mencapai 887 jiwa dari 266 KK. Sementara itu, di Desa Tolambo, pendataan kerusakan masih berlangsung, namun 528 jiwa dari 159 KK telah mengungsi.
Di wilayah Kecamatan Pamona Selatan, satu rumah di Desa Pendolo dilaporkan mengalami kerusakan ringan. BPBD juga melaporkan adanya empat orang luka ringan, masing-masing dua orang di Desa Tindoli dan dua orang di Desa Tolambo.
Kelompok rentan seperti balita, lansia, ibu hamil, bayi, dan penyandang disabilitas turut menjadi perhatian.
“Dari total pengungsi, tercatat 55 balita, 7 bayi, 167 lansia, 7 ibu hamil, dan 9 penyandang disabilitas yang kini berada di tenda-tenda pengungsian,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulteng, Dr. Ir. H. Akris Fattah Yunus, MM, dalam laporan resminya.
Merespons situasi tersebut, BPBD bersama aparat desa dan kecamatan telah melakukan asesmen, evakuasi, dan mendirikan tenda-tenda pengungsian. Koordinasi juga terus dilakukan dengan pemerintah daerah dan pusat.
“Kami telah berkoordinasi dengan aparat setempat dan BPBD Kabupaten Poso untuk mendirikan tenda pengungsi, serta melakukan evakuasi dan pendataan korban terdampak,” tulis laporan BPBD dibaca wartasulteng.
Adapun kebutuhan mendesak saat ini meliputi tenda, genset, light tower, terpal, alas tidur, selimut, makanan siap saji, perlengkapan bayi, dan obat-obatan.
BPBD Provinsi Sulteng mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. “Situasi terakhir, gempa susulan masih terus terjadi dan warga memilih tetap berada di lokasi pengungsian,” tulis BPBD. **