Palu,

Badan Karantina (Barantin) menggelar rapat dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, serta pelaku usaha guna mempersiapkan ekspor segar ke Tiongkok.

Kegiatan ini melibatkan bimbingan teknis dan simulasi audit untuk memastikan kesiapan ekspor sesuai standar internasional.

Langkah ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia dalam memperkuat kemandirian bangsa melalui swasembada pangan serta mendorong nasional sebesar 8%.

Pertemuan berlangsung di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah dan dihadiri oleh Kepala Barantin Sahat M. Panggabean, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulawesi Tengah Rudi Dewanto, Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Badan Pangan Nasional Brigjen Pol Hermawan, serta perwakilan kementerian, asosiasi petani, dan instansi terkait.

Sahat M. Panggabean menekankan pentingnya koordinasi guna mempercepat ekspor pertanian nasional.

“Kami harus memastikan bahwa produk durian Indonesia tidak hanya memenuhi standar ekspor, tetapi juga memiliki daya saing yang kuat di internasional. Dengan koordinasi yang baik, kita dapat memberikan terhadap sumber daya hayati sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.

Asisten II Pemprov Sulawesi Tengah, Rudi Dewanto, mengapresiasi langkah ini dan menegaskan pentingnya dukungan pemerintah.

“Pemerintah daerah sangat mendukung program ini karena berpotensi memberikan dampak ekonomi yang besar bagi Sulawesi Tengah. Dengan adanya bimbingan dan pengawasan, kami optimistis ekspor durian ke Tiongkok dapat berjalan lancar,” katanya.

Sementara itu, Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Badan Pangan Nasional, Brigjen Pol Hermawan menegaskan kesiapan pihaknya dalam mendukung para petani.

“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa produk durian Indonesia memiliki kualitas terbaik dan memenuhi semua persyaratan ekspor. Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam mendorong daya saing komoditas pertanian Indonesia di pasar global,” ungkapnya.

Jona Widhagdo Putri, Staf Khusus Dewan Ekonomi Nasional Bidang Sama Internasional, yang hadir secara daring, menyoroti besarnya potensi pasar durian di Tiongkok yang mencapai 6 hingga 8 miliar dolar AS.

“Dengan tren permintaan yang terus meningkat, Indonesia harus memanfaatkan peluang ini. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar ekspor durian dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi perekonomian nasional,” ujarnya.

Sebagai bagian dari persiapan, dilakukan kunjungan ke Rumah Kemas Durian di Kota Palu dan sekitarnya untuk memberikan panduan teknis terkait standar ekspor. Sahat M. Panggabean menegaskan kesiapan Barantin dalam memfasilitasi audit kebun dan rumah kemas guna memastikan kualitas produk ekspor.

“Kami siap mendampingi para petani dan pelaku usaha agar mereka dapat memenuhi persyaratan ketat yang diterapkan oleh negara tujuan ekspor,” katanya.

Permintaan durian di Tiongkok terus meningkat hingga 400% setiap tahunnya, membuka peluang besar bagi petani Indonesia untuk meningkatkan pendapatan melalui ekspor. Barantin akan terus memberikan dukungan melalui pelatihan, simulasi audit, dan fasilitasi akses pasar internasional.

Pertemuan ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab bersama petani serta asosiasi rumah kemas durian. Semua pihak berkomitmen untuk terus berkolaborasi guna memastikan keberhasilan ekspor durian Indonesia ke pasar global. **