Menyambut bulan kemerdekaan, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) melalui program Narasemesta menyalurkan dukungan bagi penguatan pendidikan dan ekonomi lokal di Sulawesi Tengah. Kegiatan ini berlangsung di Sekolah Alam Dongi-Dongi, Desa Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sabtu (2/8).
Mengusung tema “Dari Alam untuk Masa Depan: Pendidikan dan Perkebunan Berkelanjutan”, Jasindo menghadirkan bantuan berupa renovasi fasilitas, perlengkapan belajar, laptop, hingga bibit kopi dan ikan. Seluruh dukungan tersebut diarahkan sebagai media pembelajaran praktis bagi siswa dalam bidang pertanian dan peternakan.
“Kami percaya bahwa pendidikan berbasis lingkungan adalah fondasi penting dalam membentuk generasi masa depan yang peduli terhadap bumi,” ujar Direktur SDM dan Umum Jasindo, Dewi Utari.
“Dukungan ini bukan sekadar simbol kepedulian, tetapi aksi nyata dalam memperkuat ekosistem pendidikan dan komunitas lokal.”tambahnya.
Sekolah Alam Dongi-Dongi merupakan lembaga pendidikan nonformal yang berdiri sejak 2015. Sekolah ini menjadi alternatif bagi anak-anak di wilayah terpencil yang harus menempuh hingga 4 kilometer untuk mencapai sekolah formal terdekat. Saat ini, sekolah tersebut menampung sekitar 70 siswa yang belajar setiap sore hari setelah pulang dari sekolah formal.
Program belajar di Sekolah Alam Dongi-Dongi mencakup studi lapangan, keterampilan, bercocok tanam, hingga kegiatan outbond. Seluruh kegiatan berbasis alam ini bertujuan menumbuhkan karakter mandiri dan kepedulian terhadap lingkungan.
Ketua Pengurus Sekolah Alam Dongi-Dongi menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Narasemesta. “Dukungan Jasindo bukan hanya memperkuat sarana, tetapi juga menghidupkan harapan kami akan lahirnya generasi yang cerdas, mandiri, dan mencintai alam,” ungkapnya.
Utari menambahkan, kolaborasi ini merupakan bagian dari pendekatan holistik Jasindo dalam menjawab tantangan pendidikan sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Kami ingin tumbuh bersama masyarakat, dan itu dimulai dari menyentuh akar persoalan: pendidikan, lingkungan, dan ekonomi” tutup Dewi Utari. **