SIGI | Warta Sulteng –

Panen raya padi perdana digelar di Sibalaya Utara, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi, Kamis (4/9) sore. Momen ini menandai kebangkitan sektor setelah jaringan irigasi Gumbasa kembali berfungsi usai parah akibat gempa bumi dan likuefaksi 2018.

Jaringan irigasi Gumbasa yang sempat lumpuh kini mulai mengaliri sawah di Kabupaten Sigi. Dengan pasokan air yang pulih, petani Sibalaya Utara menanam serentak di 1.600 hektare lahan, dan panen perdana kali ini mencakup hampir 600 hektare.

Kegiatan panen dihadiri , Pangdam XXIII/Palaka Wira Mayjen TNI Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar, Bupati Sigi Mohamad Rizal Intjenae, serta perwakilan Kementerian Pertanian.

Pemerintah menyebut panen raya ini sejalan dengan program nasional Asta Cita Presiden Prabowo untuk mencapai pangan sekaligus menekan harga beras.

“Panen ini bukti pertanian Sigi bangkit. Irigasi Gumbasa adalah nadi sawah masyarakat, kita jaga bersama agar hasil panen terus meningkat,” kata Gubernur Anwar Hafid.

Hasil panen berasal dari sepuluh kelompok tani aktif di Kecamatan Tanambulava. Pemerintah daerah meminta tambahan dukungan alat dan mesin pertanian, agar produktivitas terus naik.

“Kami berharap regulasi pembelian pupuk dan alat mesin pertanian ditinjau ulang supaya kelompok tani lebih mudah mengaksesnya. Subsidi asuransi pertanian juga penting tetap berjalan,” ujar Bupati Mohamad Rizal Intjenae.

Anwar Hafid menambahkan, Sulawesi Tengah menargetkan pencetakan sawah baru seluas ribu hektare untuk memperkuat daerah. Dari rencana itu, Kabupaten Sigi diusulkan mendapat 4.000 hektare.

“Kita sudah ajukan ke pusat agar Sulteng mendapat tambahan 10 ribu hektare cetak sawah baru, dan Sigi di dalamnya sekitar 4.000 hektare. Ini langkah penting menjaga ketersediaan beras dan kesejahteraan petani,” ungkapnya.

Pola tanam serentak dijadwalkan berlanjut di seluruh wilayah Sigi seiring pulihnya pertanian pascagempa. Pemerintah berharap produksi padi yang meningkat dapat membantu menstabilkan harga beras di pasaran. (Od).