WARTA SULTENG, PALU – Program Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) Poltekkes Kemenkes Palu fokus pada pelatihan dan pelayanan komplementer (akupresur dan aromaterapi) bagi kader Posyandu dalam meningkatkan kesehatan penderita hipertensi di Kelurahan Mamboro.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari (26-27 Februari 2024) di Labuan Beru, Kelurahan Mamboro, Kecamatan Palu Utara, ini dibuka oleh Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu, Hastuti Usman, SST., M.Keb.
Hadir pula Kaprodi D3 Kebidanan Palu, Arie Maineny, SST., M.Kes, dan turut didampingi oleh tim dosen dan mahasiswa Prodi D3 Kebidanan Palu.
Ketua Prodi D3 Kebidanan, Hastuti menaruh harapan pada program Pengabmas ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu dalam menangani penderita hipertensi di wilayah Labuan Beru, serta meningkatkan kualitas hidup para penderita hipertensi melalui terapi komplementer akupresur dan aromaterapi.
Hastuti sengaja memilih wilayah Labuan Beru Kelurahan Mamboro sebagai lokasi Pengabmas karena merupakan daerah binaan Prodi D3 Kebidanan Palu.
“Program ini bisa mengubah perilaku masyarakat untuk melakukan tindakan mandiri dalam memecahkan masalah kesehatan bagi warga dan kami berharap masyarakat dapat terlibat aktif dalam kegiatan ini agar kesehatan masyarakat di sekitar kampus Mamboro dapat meningkat sebelum kami beralih ke daerah lain,” ujar Hastuti.
Hastuti menambahkan, kegiatan ini diikuti oleh 15 kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Mamboro dan 15 warga penderita hipertensi, dan merupakan program tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Pada kesempatan itu, Hastuti juga mempromosikan Poltekkes Kemenkes Palu kepada para peserta, mengajak mereka untuk mendorong anak, cucu, atau keluarga mereka untuk melanjutkan pendidikan di kampus milik Kemenkes ini. Kegiatan Pengabmas ini meliputi edukasi kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan pelatihan kader yang bekerja sama dengan UPTD Puskesmas Mamboro.
Salah satu peserta pelatihan, Elis, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas program ini.
“Kami sangat berterima kasih atas pelatihan yang dilakukan selama dua hari ini karena kami mendapatkan pengetahuan bagaimana mengobati hipertensi tanpa menggunakan obat-obatan kimia. Ilmu ini akan kami bagikan ke seluruh keluarga dan kerabat karena penyakit hipertensi ini banyak di masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Bu Asnani dan Pak Alimudin, dua penderita hipertensi yang mengikuti kegiatan tersebut, mengaku merasakan sensasi nyaman dan rileks setelah menerima terapi dari kader yang telah dilatih oleh tim dosen Kebidanan.
“Alhamdulillah setelah diterapi badan terasa rileks dan nilai tekanan darah saya turun, walaupun tidak turun sampai normal, karena sebelumnya saya punya riwayat tekanan darah tinggi” katanya. (*)