Sigi|Donggala, Warta Sulteng –

Membawa yang layak dan yang cukup bagi anak-anak di daerah terpencil bukanlah perkara mudah. Butuh usaha besar untuk menjangkau wilayah-wilayah yang jauh dari akses perkotaan.

Itulah yang dilakukan oleh personil Madago Raya Sulawesi Tengah bersama komunitas Bhayangkara Tadulako Offroad dalam sebuah perjalanan kemanusiaan yang penuh tantangan.

Menembus Pedalaman untuk Masa Depan Anak Bangsa, Misi sosial ini dimulai dari sudut timur Kota Palu. Di halaman Stq Coffee Space, Sejak Jumat pagi, (21/02), kendaraan off-road komunitas Bhayangkara Tadulako telah bersiap dengan muatan bantuan logistik berupa paket siap saji makanan bergizi dan perlengkapan alat tulis untuk anak-anak murid sekolah dasar di wilayah terpencil.

Jarum jam sudah menunjukan pukul 09.00 WITA, konvoi kendaraan mulai bergerak menuju desa-desa di pegunungan yang dihuni oleh suku Kaili Da'a. Perjalanan dimulai dengan melintasi jalanan aspal di Kota Palu, sebelum akhirnya menghadapi medan berbatu dan tanjakan curam di kaki .

Setelah dua jam perjalanan, rombongan tiba di SD di Desa Dombu, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi. Di sana, makanan bergizi berupa nasi, ayam goreng, telur, tempe, serta sayuran di tambah susu dan air mineral dibagikan kepada anak-anak yang telah menanti sejak pagi.

Selain itu, perlengkapan alat tulis juga diberikan langsung oleh jajaran personil Madago Raya yang dipimpin oleh Kombes Boy F Samola, selaku Kepala Operasi Daerah (KAOPSDA).

“Anak-anak di sini sangat membutuhkan perhatian, baik dalam hal pendidikan maupun gizi. Kegiatan ini adalah sedikit upaya kami untuk menjangkau wilayah pedalaman,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Kesya, siswi kelas 3 Sekolah Dasar (SD) Bala Kesalamatan di desa Dombu, mengaku senang di datangi para personil Operasi Madago Raya dan Komunitas Offroad.

“Dibawakan makanan gratis saya senang. Saya kelas 3. Ini baru pertama kali di sekolah” tutur Kesya bercerita dengan suara datarnya.

Perjalanan Berat Menuju Desa BambakaenuSetelah menyelesaikan misi di Desa Dombu, rombongan melanjutkan perjalanan ke Desa Bambakaenu, Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala.

Walaupun jaraknya hanya sekitar 62 kilometer dari Kota Palu, medan ekstrem membuat perjalanan memakan waktu ber jam-jam.Kendaraan 4×4 melaju perlahan menembus kabut tebal yang membatasi jarak pandang.

Beberapa kali kendaraan mengalami kerusakan, namun dengan persiapan yang matang, tim mekanik berhasil mengatasinya di tengah perjalanan. Tidak hanya itu, pohon tumbang yang menghalangi jalan juga sempat memperlambat laju rombongan.

Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, rombongan tiba di Desa Bambakaenu sekitar pukul 20.00 WITA. Meski malam telah larut, anak-anak desa menyambut mereka dengan penuh antusias. Hiburan berupa pemutaran film dongeng anak dan pertunjukan boneka badut pun diberikan sebagai bentuk kebahagiaan bagi mereka.

“Melihat senyum mereka adalah kebahagiaan bagi kami. Mereka jarang mendapatkan hiburan seperti ini,” ungkap salah satu anggota komunitas off-road.

Desa yang Tersembunyi di Balik Gunung. Keesokan paginya, Sabtu, (22/02), ketika mentari mulai menyinari desa yang dikelilingi pegunungan dan aliran sungai jernih, rombongan mulai menyiapkan makanan bergizi untuk anak-anak.

Desa Bambakaenu memiliki satu bangunan sekolah dasar yang baru difungsikan sekitar satu tahun lalu oleh PUPR. Namun, keterbatasan fasilitas masih menjadi kendala utama dalam proses belajar-mengajar.

Beberapa murid datang dari dusun yang jaraknya sekitar tiga kilometer dengan akses jalan yang sulit. Karena itu, para guru berinisiatif mendirikan sekolah jarak jauh bagi anak-anak dari beberapa dusun sekitar.

Namun, kondisi di dalam kelas masih jauh dari kata layak, dengan banyak anak yang terpaksa belajar di lantai karena kurangnya meja dan kursi.

Harapan di Balik Bantuan Sosial Program bantuan sosial yang dilakukan oleh personil Madago Raya dan komunitas Bhayangkara Tadulako Offroad mendapat apresiasi tinggi dari warga dan pihak sekolah. Mereka berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut demi masa depan anak-anak di pedalaman.

“Semoga kedepannya akan selalu ada kegiatan seperti ini sehingga kebutuhan gizi anak anak kami yang berada di desa terpencil bisa terpenuhi dengan baik dan mampu meningkatan kesehatan dan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Semoga dan presiden segera merealisasikan program makan gratis tersebut” ujar Efi, Kepala Sekolah SDN 1 Pinembani.

Boy Samola, Kepala Operasi Madago Raya, menambahkan, bantuan sosial ini bagian dari kolaborasi penting bersama komunitas Bhayangkara Tadulako Off-Road untuk memberikan manfaat yang baik untuk anak-anak di wilayah terpencil, karena untuk sampai ke lokasi tersebut medannya sangat sulit.

“Selain melaksanakan , kami juga melaksanakan kegiatan bantuan sosial. Ini sedikit kepedulian dari Operasi madago raya dan komunitas Bhayangkara Tadulako offroader memberikan dan ada perlengkapan alat tulis kepada murid yang ada di dua lokasi” ujar Boy.

“Tentunya, harapannya bantuan ini bisa memberikan manfaat bagi anak anak, karena perlu di ketahui, untuk titik lokasi ini jarak tempunya lumayan sekitat 62 kilometer dari kota Palu dengan jarak tempuh sekira 5 sampai 6 jam dengan kondisi jalan yang cukup ekstrim, besar harapan kami agar anak anak tetap semangat dan tetap berjuang karena mereka generasi muda kedepan” tambahnya.

Selain sebagai bagian dari mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran, aksi ini juga bertujuan untuk memastikan pendidikan dan kesehatan yang lebih adil bagi masyarakat yang tinggal di pelosok negeri.

“Kami ingin memastikan bahwa anak-anak di daerah terpencil pun mendapatkan akses yang sama dalam pendidikan dan gizi yang baik. Ini bukan hanya tentang bantuan sekali waktu, tapi tentang masa depan mereka,” pungkas Kombes Boy F Samola. (Odi).