PALU, Warta Sulteng –

Komitmen Gubernur Sulawesi Tengah, . H. Anwar Hafid, M.Si., dalam memberdayakan mantan narapidana tidak main-main. Dalam acara peresmian program “Lapas Untuk Ketahanan Pangan” atau PASUKAN, yang digelar di Sarana Asimilasi dan Edukasi Lapas Palu, beliau menyampaikan bahwa semua Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang keluar dari lapas akan mendapatkan bantuan modal usaha sebagai langkah awal reintegrasi sosial.

“Ini adalah bentuk dukungan nyata agar para mantan WBP bisa kembali ke sebagai pribadi yang lebih baik dan produktif,” kata Gubernur Anwar.

Program PASUKAN merupakan kolaborasi dari tiga institusi utama: , Ditjen Pemasyarakatan, dan BSIP Sulteng. Fokus utamanya adalah pelatihan keterampilan pertanian bagi WBP, terutama pada komoditas cabai yang dinilai strategis.

“Cabai sering dianggap sepele, padahal komoditas ini paling sering jadi pemicu inflasi. Jadi sangat tepat jika WBP dibekali dengan kemampuan untuk menanam dan mengelola cabai,” tambahnya.

Melalui program ini, WBP diberikan kesempatan untuk menanamkan semangat kerja keras, mengasah keterampilan, dan menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mereka mampu menjalani hidup yang lebih baik setelah bebas.

Tak hanya berhenti di dalam lapas, Gubernur Anwar Hafid juga berencana untuk menyulap 23 hektar lahan tidur milik pemerintah provinsi yang tersebar di kabupaten/ menjadi ladang pertanian produktif.

“Lahan ini akan diaktifkan kembali, bukan hanya oleh WBP tetapi juga oleh masyarakat umum, sebagai bagian dari program ketahanan pangan,” tegasnya.

Gubernur juga meminta agar program ini bisa disinergikan dengan program unggulan , yakni “ Raya”, untuk memperluas dampaknya.

Dengan pendekatan ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menempatkan diri sebagai pelopor dalam membangun sistem narapidana yang berkelanjutan dan berdampak langsung pada perekonomian masyarakat.

Acara launching ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Bupati Sigi Mohamad Rizal Intjenae, Kepala Perwakilan Sulteng Rony Hartawan, Kepala Kanwil Pemasyarakatan Bagus Kurniawan, serta Kepala BSIP Sulteng Dr. Femmi Nor Fahmi.