PALU | Warta Sulteng –
Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah menggelar Apel Gelar Pasukan sebagai bentuk kesiapan menghadapi potensi bencana alam di wilayah Sulteng. Kegiatan berlangsung di halaman Mapolda Sulteng, Rabu (5/11), dipimpin langsung Kapolda Irjen Pol Endi Sutendi.
Apel ini menjadi momentum pertama bagi Irjen Endi memimpin pasukan setelah resmi dilantik Kapolri sebagai Kapolda Sulawesi Tengah. Sejumlah instansi ikut ambil bagian, di antaranya BPBD Sulteng, Kodam XXIII Palaka Wira, Kantor SAR Palu, Satpol PP, serta instansi pemerintah lainnya.
Dalam arahan Kapolri yang di bacakan Irjen Endi, bahwa Kapolri mengingatkan pentingnya deteksi dini dan koordinasi lintas sektoral dalam penanganan bencana. “Berikan informasi kepada masyarakat, lakukan simulasi secara rutin, dan pastikan respon cepat ketika bencana terjadi,” tegasnya.
Endi juga mengingatkan bahwa berdasarkan data BNPB, sepanjang 2025 telah terjadi lebih dari 2.600 kejadian bencana di Indonesia, termasuk banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan erupsi gunung berapi. Dari data BMKG, sekitar 43 persen wilayah Indonesia kini memasuki musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026.
“Musim penghujan ini berpotensi memicu cuaca ekstrem dan fenomena La Nina, yang meskipun diprediksi lemah, tetap perlu diwaspadai,” ujar Endi.
Membacakan amanat Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Irjen Endi menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi sarana pengecekan kesiapan personel dan sarana prasarana dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
“Sinergi antarinstansi harus berjalan cepat dan tepat agar keselamatan masyarakat tetap terjaga. Bencana bukan hanya soal kerugian materi, tapi juga menyangkut keselamatan dan ketahanan sosial,” ucapnya.
Kapolri juga menyoroti posisi Indonesia sebagai negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi ketiga di dunia. Karena itu, seluruh unsur — mulai dari TNI-Polri, BNPB, Basarnas, PMI, BMKG, hingga masyarakat — diminta meningkatkan kesiapsiagaan dan memperkuat koordinasi.
Dalam amanat tersebut, Kapolri memberikan delapan penekanan, di antaranya melakukan deteksi dini wilayah rawan, memastikan kesiapan sarana dan logistik, melaksanakan simulasi tanggap darurat secara berkala, serta menjalankan penanganan bencana dengan cepat, humanis, dan profesional.
“Negara harus hadir melindungi rakyat dari setiap ancaman bencana. Tugas ini bukan hanya tanggung jawab institusi, tapi juga panggilan moral bagi kita semua,” pesan Kapolda mengakhiri sambutannya.
Selain memeriksa persiapan seluruh personil gabungan, Kapolda Sulteng juga memeriksa perlatan respon SAR yang di miliki Kepolisian dan unsur kantor SAR lainnya. (Od)
