Palu, Warta Sulteng –
Sulawesi Tengah, dengan luas wilayah yang mencapai empat Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), menghadapi tantangan besar dalam menjaga kelestarian lingkungan laut.
Namun, upaya penanggulangan kerusakan lingkungan di kawasan ini dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak.
Arif Latjuba, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Tengah, mengungkapkan bahwa keberhasilan operasional pengawasan laut tak terlepas dari kerjasama antara Dinas Kelautan dan Perikanan dengan berbagai pihak terkait.
“Kami bersyukur bisa bekerja sama dengan Pol Airud, Baharkam, serta Pokmaswas yang sering memberikan informasi penting terkait potensi kerusakan lingkungan,” ujarnya dalam wawancara, Selasa, (06/05).
Kerjasama antara berbagai instansi tersebut bukan hanya soal pengawasan, tetapi juga dalam menghadapi permasalahan destruktif seperti penangkapan ikan secara ilegal yang merusak ekosistem laut. Menurut Arif, tantangan utama adalah luasnya wilayah yang harus diawasi.
“Wilayah kita sangat luas, mulai dari Buol yang berbatasan dengan Gorontalo, hingga Morowali yang berbatasan dengan Tenggara. Semua titik tersebut rawan,” tegasnya.
Selain itu, operasi penegakan hukum yang melibatkan Pol Airud Polda Sulawesi Tengah juga menunjukkan hasil signifikan. Baru-baru ini, operasi yang dilakukan di wilayah Palele berhasil menahan sejumlah pelaku ilegal dan membawa barang bukti.
“Kami terus berkoordinasi dengan Pol Airud, dan alhamdulillah, upaya kami di wilayah gol sudah menunjukkan hasil,” tambah Arif.
Namun, Arif mengingatkan pentingnya dukungan masyarakat lokal dalam menjaga kelestarian laut. Banyak pelaku penangkapan ilegal yang berasal dari luar daerah, sehingga keterlibatan masyarakat setempat sangat diperlukan.
“Kami berharap masyarakat lokal bisa bekerja sama untuk menjaga lingkungan, dan mengingatkan keluarga agar tidak terlibat dalam praktik penangkapan ilegal,” katanya. (Od)
