Palu, Warta Sulteng –
Dalam pembukaan Festival Raudah yang merupakan bagian dari rangkaian Haul ke-57 Guru Tua tahun 2025, di kompleks Alkhairat, Rabu, (9/4), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah, Rony Hartawan, menekankan pentingnya menggali sumber-sumber baru pertumbuhan ekonomi nasional di tengah kondisi global yang penuh tantangan.
“Indonesia tidak hanya bicara tentang inflasi, tapi bicara bagaimana kita mendorong pertumbuhan ekonomi. Dunia global lagi tidak baik-baik saja, tapi yang menarik apa? Kita perlu sumber ekonomi baru,” kata Rony dalam sambutannya.
Ia menyebut dua sektor strategis yang potensial dikembangkan, yaitu ekonomi digital dan ekonomi syariah.
Menurutnya, potensi ekonomi syariah sangat besar bila melihat data global perputaran uang pada sektor-sektor seperti halal food, media, rekreasi, modest fashion, kosmetik halal, produk ramah muslim, dan lainnya yang mencapai Rp32.000 triliun secara global.
Namun, Rony menyayangkan bahwa negara-negara penguasa sektor halal global justru bukan mayoritas muslim.
“Yang ekspor baju muslim terbesar itu dari China. Pusat keuangan syariah di London. Pemasok daging unggas halal terbesar dari Brazil. Destinasi utama pariwisata halal itu dari Korea. Industri halal terbesar di Jepang. Dapur halal dunia ada di Thailand, dan pemasok daging sapi halal terbesar dari Australia,” jelasnya.
Ia menilai Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar memiliki potensi besar untuk berperan lebih signifikan. Karena itu, Festival Raudah dinilai penting sebagai wadah silaturahmi, kolaborasi, sinergi, dan inovasi.
Rony juga menyebutkan bahwa di Sulawesi Tengah terdapat 123 pesantren dengan total 12.553 santri dan santriwati yang menurutnya bisa menjadi kekuatan ekonomi syariah ke depan.
“Bank Indonesia bekerja sama dengan berbagai pesantren membentuk Heavy Trend, Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren. Kita mau bangun ekonomi dari pesantren, dan ini bukan sesuatu yang kecil. Ada yang sudah ekspor, ada yang sudah bisa bangun kapal laut,” ungkapnya.
Ia berharap pesantren-pesantren di Sulawesi Tengah dapat menjadi pelopor dalam pembangunan ekonomi syariah berskala global.
“Semoga nanti akhirat bisa jadi pelopor untuk dibangun ekonomi syariah yang tidak berskala nasional tapi berskala global,” tambahnya.
Sebagai penutup, Rony menyampaikan inisiatif kolaborasi Bank Indonesia dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Al-Hikmah untuk membangun pembiayaan produktif melalui wakaf.
“Sekarang wakaf sudah canggih, pakai aplikasi Satu Wakaf. Wakaf bisa dimulai dari Rp1.000. Kali ini kita akan bangun Madrasah Al-Fath, semoga kolaborasi ini membuahkan hasil untuk kemajuan bersama,” pungkasnya. (Od)