Palu, Warta Sulteng –

Ribuan memadati Jalan Dr. Sam Ratulangi, Senin malam (14/4), untuk menyaksikan kemeriahan Sulawesi Tengah dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 provinsi ini.

Acara yang berlangsung malam hari itu diramaikan oleh 23 komunitas lintas etnis, organisasi perangkat (OPD), hingga sektor perbankan daerah.

Masing-masing tampil menawan dengan pertunjukan seni, tarian, serta atribut budaya khas yang mencerminkan keragaman budaya di Bumi Tadulako.

Karnaval dibuka dengan penampilan grup musik tradisional Kaili, dilanjutkan dengan parade drum band dari siswa-siswi taman kanak-kanak di Kota Palu. Sorak sorai penonton semakin riuh saat deretan peserta karnaval mulai bergerak menyusuri jalan Samratulangi.

Wakil menjadi pejabat pertama yang tiba di lokasi, disusul Wakil Imelda Liliana Muhidin, Sekretaris Daerah Novalina, serta Gubernur Sulawesi Tengah Hafid yang hadir bersama sang istri dan jajaran kepala dinas serta anggota legislatif lainnya.

Dalam sambutannya, Anwar Hafid menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya karnaval budaya ini.

“Alhamdulillah, tahun ini kita bisa kembali menggelar karnaval budaya dalam rangka HUT ke-61 Sulawesi Tengah,” ujarnya sebelum melepas secara resmi barisan peserta.

Anwar mengungkapkan, alasan pelaksanaan karnaval di malam hari adalah untuk menghindari cuaca panas yang bisa mengganggu kenyamanan peserta.

“Kalau siang, panasnya bisa merusak tata rias peserta. Makanya kita pilih malam,” jelasnya.

Ia pun berharap kegiatan serupa tahun depan bisa digelar dengan skala lebih besar.

“Tahun depan, kita rencanakan karnaval budaya berskala dengan melibatkan seluruh perwakilan budaya dari berbagai provinsi,” tambahnya.

Kabupaten menjadi peserta pertama yang tampil dengan kolaborasi tari daerah dan pertunjukan permainan tradisional anak-anak masa lampau. Penampilan ini langsung mencuri perhatian penonton.

Antusiasme warga terlihat jelas sepanjang rute karnaval. Mereka menyambut para peserta yang tampil dengan berbagai atraksi budaya, mulai dari tarian khas etnis Sulawesi Utara, , Tionghoa dengan barongsainya, hingga Reog Ponorogo dari komunitas Jawa.

Tak kalah menarik, OPD turut berpartisipasi dengan menampilkan kendaraan dinas yang dihias meriah. Dinas Bina Marga, misalnya, mengusung truk tronton dan alat berat yang dipercantik dengan ornamen khas Kaili.

Beberapa OPD lain menggunakan dokar yang disulap menjadi kendaraan hias penuh cahaya dan dekorasi budaya.

Dari sektor perbankan, Bank Sulteng juga ambil bagian dalam barisan karnaval. Mereka tampil dengan gaya tersendiri yang ikut memperkaya suasana malam budaya tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan Sulawesi Tengah, Andi Kamal Lembah, yang juga menjabat sebagai ketua penyelenggara, mengatakan bahwa karnaval tahun ini diikuti oleh berbagai komunitas etnis dengan jumlah peserta mencapai ribuan.

“Komunitas Jawa mengirim sekitar 200 orang, komunitas Tionghoa 150 orang, dan komunitas lainnya juga membawa lebih dari 100 peserta,” jelasnya.

Menurut Andi, kegiatan ini bukan hanya untuk memperingati hari jadi provinsi, tetapi juga sebagai upaya melestarikan sekaligus mempromosikan kekayaan budaya Sulawesi Tengah.

Salah satu pengunjung, Nani, mengaku sangat terhibur dengan penyelenggaraan karnaval yang digelar di malam hari untuk pertama kalinya.

“Ini pengalaman pertama menyaksikan karnaval budaya malam hari. Saya dan keluarga sangat terhibur, semoga tahun depan lebih meriah lagi,” ujarnya. (Od)