WARTA , POSO – Workshop ‘Saya Pilih Bumi' yang digelar di , Tentena, sejak 8-10 Agustus , menghadirkan , pendiri .

Dalam sesi tersebut, Lian menyoroti yang kian meresahkan. Ia menjelaskan bahwa , yang dapat ditemukan di makanan dan air sehari-hari, memiliki potensi besar menyebabkan pertumbuhan sel kanker, reaksi alergi, kerusakan sel, gangguan metabolisme, dan gangguan hormon.

“Mikroplastik bahkan ditemukan dalam sperma laki-laki, yang bisa mempengaruhi kesuburan,” ungkap Lian.

Dihadapan peserta dari berbagai komunitas di Poso, Ia juga menegaskan bahwa membakar plastik sangat berbahaya dan berpotensi menyebarkan mikroplastik melalui udara.

Hal ini terbukti dalam uji udara yang dilakukan di wilayah Desa Tokorondo dan Sulewana, di mana ditemukan kandungan mikroplastik di kedua lokasi tersebut.

Lian menekankan bahwa semua jenis plastik, termasuk yang digunakan dalam produk sehari-hari seperti popok sekali pakai, dapat menimbulkan risiko , terutama ketika bersentuhan dengan makanan panas, yang memicu pelepasan mikroplastik.

Sebagai bagian dari kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, Institut Mosintuwu mendorong untuk beralih ke penggunaan botol minuman, kotak makanan, dan tas belanja yang lebih ramah lingkungan.

Mereka juga melakukan uji mikroplastik pada udara, air, kosmetik, dan daun di area kemping, termasuk uji mikroplastik dari kosmetik, sabun wajah dan pasta gigi.

Selain itu, komunitas Orang Tokorondo dan komunitas Saya Pilih Bumi yang didukung oleh Institut Mosintuwu sedang mengembangkan eco-brick, yaitu batu bata yang terbuat dari plastik.

Menurut Lian, di beberapa negara sudah mulai mengembangkan plastik jadi bahan yang bisa dimanfaatkan.

“Di Uganda dan Kenya, serta beberapa daerah di Jawa, batu bata plastik telah digunakan sebagai bahan bangunan dan tempat duduk” katanya.

“Di Desa Tindoli, Poso, pun juga sedang digagas pembuatan meja dari bahan plastik” tambah Lian.

Lian menutup sesi dengan ajakan untuk mulai mengurangi penggunaan plastik dari diri sendiri demi menjaga bumi tetap layak huni. (Od)