PALU | Warta Sulteng –
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) , Perum Bulog memastikan stok beras di Sulawesi Tengah dalam kondisi aman dan terkendali hingga awal 2026.
Kepastian itu disampaikan Pimpinan Wilayah Bulog Sulteng, Jusri, saat peluncuran Bantuan Pangan (Banpang) alokasi Oktober–November 2025 di Kantor Bulog Kanwil Sulteng, Kamis (30/10).
Menurut Jusri, saat ini Bulog memiliki stok beras sekitar 21.000 ton, dan akan segera menerima tambahan 6.000 ton dari Sulawesi Selatan. Dengan jumlah tersebut, Sulawesi Tengah diyakini tetap aman menghadapi periode akhir tahun yang biasanya diwarnai peningkatan kebutuhan bahan pokok.
“Untuk stok, kami pastikan aman empat hingga lima bulan ke depan. Bahkan masih ada tambahan beras dari Sulsel yang sedang dalam perjalanan,” ujar Jusri.
Selain menjamin stok, Bulog juga siap menyerap hasil panen petani lokal di berbagai daerah, seperti Parigi Moutong, Luwuk Banggai, Mori Utara, serta kawasan Pantai Barat dan Pantai Timur.
Isu tentang beras petani yang tidak terserap ditepis langsung oleh Jusri.
“Bulog setiap saat siap membeli beras petani selama kualitasnya sesuai standar. Tidak ada istilah tidak membeli,” tegasnya.
Peluncuran Banpang yang dihadiri Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Reny A Lamadjido, menandai dimulainya penyaluran 4.665,48 ton beras dan 933.096 liter minyak goreng untuk 233.274 keluarga penerima bantuan pangan (PBP) di seluruh kabupaten/kota di Sulteng.
Data penerima bersumber dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) Kementerian Sosial.
Dalam sambutannya, Wagub Reny menyampaikan apresiasi atas kesiapan Bulog dan seluruh pihak yang terlibat dalam pengamanan stok pangan jelang Nataru.
Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan lembaga vertikal untuk menekan inflasi dan menjaga stabilitas harga.
“Kalau kita tidak gerak cepat dengan pasar murah dan bantuan pangan, inflasi bisa naik dan masyarakat yang akan merasakan dampaknya,” pungkas Reny.(od)
