WARTA SULTENG, MAKASSAR – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi terus memperkuat komitmen terhadap keselamatan dan keamanan operasional dengan menggelar simulasi Organisasi Keadaan Darurat (OKD) level 1 di Fuel Terminal Parepare, Selasa, (24/8/24).
Simulasi ini menekankan pada kesiapan menghadapi risiko kebencanaan, khususnya dalam insiden kebocoran jalur inlet tangki timbun yang menyimpan produk Pertalite.
Dalam skenario simulasi, insiden kebocoran terjadi pada jalur inlet tangki timbun T-12 akibat overpressure yang menyebabkan retaknya flexible joint.
Kebocoran ini menimbulkan tumpahan bahan bakar yang menciptakan vapor cloud di sekitar tangki. Insiden diketahui oleh petugas yang sedang memeriksa jalur pipa, dan tindakan penanggulangan langsung dilakukan sesuai dengan prosedur Health, Safety, Security & Environment (HSSE).
Pjs. Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Roy Robbin Patty, yang bertindak sebagai Emergency Response Commander (ERC), memimpin langsung proses tanggap darurat tersebut.
“Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiagaan seluruh tim, baik di lapangan maupun di manajemen, dalam menghadapi situasi darurat. Kami juga melibatkan masyarakat sekitar sebagai bentuk sinergi dan kepedulian terhadap lingkungan,” ujar Roy.
Roy menambahkan bahwa simulasi OKD ini juga merupakan upaya untuk melatih masyarakat di sekitar Fuel Terminal Parepare agar siap menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi.
“Dengan keterlibatan warga, kami berharap masyarakat juga terlatih dalam penanganan darurat, sehingga keamanan lingkungan dapat lebih terjaga,” katanya.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, menekankan bahwa simulasi ini sekaligus menjadi bahan evaluasi internal.
“Kegiatan ini menjadi ajang diskusi konstruktif antara pekerja dan manajemen untuk memetakan potensi kendala dan memastikan langkah-langkah mitigasi yang tepat. Kami juga memastikan sarana dan fasilitas operasional berada dalam kondisi terbaik untuk menjaga kelancaran distribusi,” jelas Fahrougi. **