Maros, Warta Sulteng –

Upaya memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi desa terus dilakukan Patra Niaga Regional Sulawesi. Di Dusun Tamarunang, Desa Baji Mangngai, Kecamatan Mandai, Maros, perusahaan energi pelat merah ini menggagas program budidaya bebek petelur berbasis inovasi ramah lingkungan.

Program ini dijalankan melalui Program Agrokompleks Hasanuddin sejak 2023, bekerja sama dengan Kelompok Peternak Laleng Kassie. mendapat pelatihan teknis, dukungan kandang, bibit bebek unggul, pakan, hingga bantuan pemasaran produk seperti telur segar dan telur asin.

“Inisiatif ini kami rancang untuk menjawab keterbatasan pendapatan dan akses pangan bergizi di wilayah sekitar operasional kami. Selain pemberdayaan peternak, kami juga memperkenalkan inovasi pemanfaatan limbah melalui teknologi Oil Degradation Bacteria (ODB),” ujar Abdul Muis, Aviation Fuel Terminal Manager Hasanuddin, Sabtu (/5).

Menurut Abdul, ODB merupakan bakteri dari limbah oil catcher yang diolah menjadi pakan alternatif. Inovasi ini dinilai mampu menekan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi pemberian pakan karena menurunkan Feed Conversion Ratio (FCR).

“Dengan memanfaatkan limbah menjadi sumber pakan, kami tidak hanya mendukung ekonomi warga, tetapi juga menciptakan solusi lingkungan yang berkelanjutan,” tambahnya.

Program ini mulai menunjukkan hasil. Selain meningkatnya produksi telur, warga kini juga mampu mengolah hasil ternak menjadi produk bernilai tambah seperti telur asin. Hasil penjualannya menjadi sumber penghasilan baru bagi keluarga.

Maryamah, salah satu anggota kelompok peternak, mengaku program ini sangat membantu kondisi ekonomi mereka.

“Alhamdulillah, sekarang kami punya penghasilan tambahan dari jual telur dan telur asin. Kami juga diajari cara beternak dan mengelola hasilnya. Ini memberi harapan baru untuk kami lebih mandiri,” ungkapnya.

Area Manager Communication, Relations & Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, menyatakan program ini selaras dengan komitmen perusahaan dalam mendukung Tujuan Berkelanjutan (SDGs).

“Ini bukan sekadar program ekonomi, tapi bentuk kolaborasi membangun kemandirian masyarakat. Program ini mendukung SDGs poin 1 tanpa , poin 2 tanpa kelaparan, dan poin 8 pekerjaan layak dan ,” jelas Fahrougi.

Pertamina meyakini bahwa langkah kecil yang dilakukan secara konsisten dan kolaboratif akan membawa dampak besar bagi masyarakat di masa depan. Program ini menjadi contoh konkret bagaimana inovasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi bisa berjalan beriringan. **