| Warta Sulteng

Penyerapan beras hasil di Kecamatan Torue, Parigi Moutong, tersendat. Sejumlah pengusaha penggilingan padi mengeluhkan banyaknya beras yang menumpuk di gudang karena belum bisa dijual ke Perum Bulog.

Keluhan itu disampaikan langsung kepada pimpinan wilayah Perum Bulog , Jusri, dalam pertemuan di Kantor Camat Torue, Selasa (28//). Para pengusaha penggilingan mengakui, sebagian besar beras hasil panen terbaru mengalami penurunan mutu akibat serangan hama wereng dan tidak menentu.

“Yang menjadi kendala, kadar patahan berasnya tinggi, mencapai 30 sampai 35 persen. Padahal, standar pembelian Bulog maksimal 25 persen,” ujar Jusri. Ia menegaskan, Bulog hanya dapat menyerap beras sesuai dengan Harga Pembelian (HPP) dan standar mutu yang telah ditetapkan.

Meski begitu, Jusri menyebut masih ada sebagian beras dengan kualitas baik yang tetap terserap oleh Bulog. Ia memastikan pihaknya terbuka untuk terus berdialog dengan dan penggilingan agar kualitas produksi ke depan bisa memenuhi syarat.

Camat Torue, Ni Luh Elisabet, mengatakan pihaknya berupaya mempertemukan para pengusaha penggilingan dengan Bulog untuk mencari solusi . “Kami ingin hasil panen masyarakat terserap, tapi tetap sesuai ketentuan. Diperlukan kolaborasi antara petani, penggilingan, dan pemerintah daerah,” ujarnya.

Menurut data kecamatan, ada empat desa yang baru saja melaksanakan panen raya, yakni Tolai Timur, Tolai Barat, Tolai, dan Purwosari, dengan total luas tanam sekitar 2.400 hektare. Namun, hasil panen kali ini dinilai belum maksimal karena faktor cuaca dan serangan hama yang menurunkan kualitas gabah.

Ni Luh berharap pemerintah daerah turun tangan membantu petani dan pengusaha lokal menghadapi persoalan pascapanen tersebut. “Harapan kami, ada langkah konkret agar hasil panen ini tidak sia-sia dan bisa terserap maksimal,” tambahnya. **