SIGI | Warta Sulteng –
Hasan Bahasyuan Institute secara resmi mengundurkan diri dari seluruh proses pelaksanaan Festival Danau Lindu (FDL) 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada 3–5 Juli 2025 di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi.
Keputusan ini disampaikan melalui surat resmi yang ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten Sigi pada 3 Juni 2025.
Pengunduran diri itu dipicu oleh tidak dilibatkannya kembali Hasan Bahasyuan Institute dalam tahapan persiapan kegiatan, meskipun sebelumnya menjadi pihak utama perancang konsep FDL 2025.
Lembaga ini juga menyebut bahwa konsep yang mereka ajukan telah diganti secara sepihak oleh Dewan Kesenian Sigi tanpa koordinasi maupun pemberitahuan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sigi.
“Sejak awal kami berkomitmen menjadikan Festival Danau Lindu sebagai model pariwisata yang mengangkat isu budaya, lingkungan, dan pemberdayaan perempuan. Tapi ketika seluruh konsep diganti begitu saja tanpa komunikasi, ini bukan hanya soal etika, tapi juga soal profesionalisme,” ujar Direktur Hasan Bahasyuan Institute, Zulfikar Usman, dalam keterangannya, Sabtu (14/6).
Konsep awal FDL 2025 yang diusung Hasan Bahasyuan Institute mengangkat tema Etno-Ekologi Tourism dan berhasil masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 setelah melewati proses kurasi ketat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Festival ini bahkan telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (SK Menteri No. SK/13/HK.01.02/MP/2025).
“Lolosnya FDL dalam program KEN adalah hasil kerja kolektif yang tidak mudah. Kami siapkan dari nol, mulai dari pengembangan narasi, dokumentasi pendukung, hingga kurasi nasional. Lalu tiba-tiba semuanya diubah. Ini bentuk pengabaian terhadap kerja intelektual,” tegas Zulfikar.
Hasan Bahasyuan Institute menyatakan tidak bertanggung jawab atas pelaksanaan FDL 2025, baik dari sisi teknis maupun pencapaian target program KEN.
Selain itu, lembaga ini juga mengajukan kompensasi atas seluruh biaya dan upaya yang telah dilakukan sejak tahap pra-kurasi. Zulfikar juga menyatakan pihaknya mempertimbangkan langkah hukum atas dugaan plagiasi konsep oleh pihak-pihak yang memodifikasi rancangan tanpa izin.
“Kami tidak menutup kemungkinan untuk membawa persoalan ini ke ranah hukum, karena kami punya bukti lengkap proses penyusunan konsep yang digunakan saat pengusulan ke KEN,” tambahnya.
Meski begitu, Hasan Bahasyuan Institute tetap mengapresiasi kepercayaan yang telah diberikan selama dua tahun terakhir.
“Menjadi bagian dari FDL 2023 dan 2024 adalah kehormatan. Kami berharap FDL 2025 tetap berjalan baik dan membawa manfaat untuk masyarakat Lindu dan Kabupaten Sigi,” pungkas Zulfikar.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sigi telah resmi meluncurkan Festival Danau Lindu (FDL) 2025 sebagai bagian dari upaya mengembangkan pariwisata berkelanjutan berbasis pelestarian budaya dan lingkungan.
Kick off festival digelar di Aula Kantor Bupati Sigi, Jumat (13/6/2025), dipimpin langsung oleh Bupati Moh. Rizal Intjenae dan dihadiri Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Pariwisata, serta sejumlah pejabat daerah.**