, Warta Sulteng –

Media massa dinilai memiliki peran strategis dalam mempercepat melalui pendekatan jurnalisme konstruktif yang menyajikan informasi akurat, berimbang, dan solutif.

Pendekatan ini diyakini mampu menciptakan ruang yang produktif sekaligus mendorong kolaborasi antara media dan pelaku industri, termasuk industri kelapa yang beroperasi di Sulawesi Tengah.

“Sebagai saluran diskusi publik, media bisa menjadi penyambung pesan positif dan semangat membangun,” kata pakar komunikasi Tadulako, . Achmad Herman, dalam sesi diskusi publik Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulawesi Tengah, Sabtu (17/5) di Palu.

Herman menekankan pentingnya media menjalankan fungsi edukatif di tengah derasnya arus informasi di era . Menurutnya, kemudahan akses terhadap informasi seharusnya dimanfaatkan untuk memperkuat kualitas jurnalistik, bukan justru menyuburkan penyebaran hoaks dan disinformasi.

“Jurnalis hari ini dituntut untuk terus melakukan verifikasi. Dalam , kita mengenal prinsip tabayyun—memeriksa kebenaran sebelum menyebarkan informasi,” ujarnya.

Dalam konteks pembangunan daerah, lanjut Herman, penyebaran informasi yang keliru bisa menghambat dan kolaborasi pembangunan.

Karena itu, ia mengajak jurnalis untuk membangun narasi yang adil, mencerdaskan, dan membuka ruang kerja sama, termasuk dengan sektor industri.

Salah satu contoh yang ia soroti adalah industri kelapa sawit di Sulawesi Tengah. Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Herman menjelaskan bahwa kehadiran industri sawit telah terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi regional.

Provinsi dengan aktivitas sawit yang tinggi seperti Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan mencatat angka PDRB yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lain.

“Industri sawit berkontribusi nyata, tidak hanya pada pembangunan lokal, tetapi juga nasional. Tahun 2021, devisa dari industri ini mencapai US$36 miliar,” kata Herman.

Melalui jurnalisme konstruktif, katanya, media dapat mengangkat fakta-fakta ini untuk menginspirasi publik dan mendorong peran aktif semua pihak dalam pembangunan.

“Meski industri media sendiri sedang menghadapi tantangan, justru di sinilah pentingnya jurnalisme yang membawa semangat solusi dan kolaborasi,” tutupnya.**