WARTA SULTENG, PALU – Warga Kelurahan Watusampu dan Kelurahan Tipo, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, akan menggelar aksi demonstrasi pada Selasa besok, (3/8/24), setelah banjir kembali melanda daerah mereka pada Minggu, 1 September 2024.
Banjir tersebut terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi dan aktivitas galian C di pegunungan sekitar, yang menggerus alur alami air dan memicu banjir di Kelurahan Watusampu, Tipo, serta jalan poros Palu-Donggala.
Penambangan Pasir Batu (Sirtu) di sepanjang pesisir pantai Palu dan Donggala meningkat akibat pembangunan Ibu kota Nusantara (IKN) yang terus di kebut oleh pemerintah pusat.
Bencana banjir pada Minggu, berdampak pada 30 Kepala Keluarga (KK) dan merusak 15 unit rumah. Lima KK di antaranya terpaksa mengungsi akibat banjir.
Meskipun tidak ada korban jiwa, warga sangat mengkhawatirkan lambatnya penanganan dari pemerintah dan pihak terkait.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, Dr. Ir. H. Akris Fattah Yunus, MM, melaporkan bahwa BPBD Kota Palu telah melakukan assessment awal pasca musibah banjir.
“Kami berkoordinasi dengan Lurah Watusampu serta pihak BPBD Kota Palu untuk menanggulangi dampak banjir” demikian laporan BPBD Sulteng.
Saat ini, kebutuhan mendesak warga adalah alat untuk menyedot lumpur dari rumah-rumah yang terdampak.
BPBD Kota Palu bersama dinas terkait juga telah membersihkan jalan poros Palu-Donggala yang sempat terganggu akibat banjir.
Rencananya, aksi protes warga Kelurahan Tipo dan sebagian Watusampu, besok akan mendatangi kantor Kecamatan Ulujadi dengan menuntut pemerintah untuk mencabut izin pertambangan di wilayah Tipo dan wilayah sekitarnya. (Od)