PALU | Warta Sulteng –

Festival Tampo Lore IV kembali digelar oleh organisasi sipil (ROA) pada 27 hingga 29 Juni di areal situs Pokeka, Desa Hanggira, Kecamatan , Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Direktur ROA, Mohammad Subarkah, dalam briefing di kantor ROA, di Palu, Rabu (24/6), menjelaskan bahwa Festival Tampo bertujuan melestarikan dan mengembangkan kebudayaan serta kearifan lokal melalui ecotourism.

“Event ini sekaligus mempromosikan budaya ke tingkat nasional dan internasional lewat media digital, dan memperkuat kawasan konservasi Taman Nasional Lore Lindu sebagai bagian penting dari wisata berbasis konservasi” kata Subarkah.

Festival ini akan melibatkan delapan desa dalam lomba musik bambu atraktif, lomba fashion tradisional khusus putri untuk mengenalkan pakaian tradisional, serta lomba yang menonjolkan pangan lokal.

Selain pertunjukan budaya, panitia juga mengadakan penanaman 100 di sekitar situs megalit. Ke depan, penanaman akan dilanjutkan dengan pohon buah, dengan catatan tidak menutupi estetika situs megalit.

Festival juga akan diisi dengan jelajah situs megalitik yang melingkari desa-desa di Lembah Behoa, yakni Hanggira, Lempe, Doda, Bariri, dan Baliura.

Panitia telah membangun booth-booth festival. Kegiatan juga mencakup pemutaran film berjudul Tua, serta pemutaran film lainnya oleh Balai Pelestarian Kebudayaan. Tahun ini, festival mengangkat tema: Menjaga Warisan, Merangkai Alam dan Budaya di Tanah Megalitikum.(od)