PALU, WARTA SULTENG – Pagi Minggu (1/12/2024), pasangan calon gubernur dan Tengah, Hafid dan Reny A Lamadjido, melakukan dengan Gubernur H. Rusdy Mastura, yang akrab disapa Cudy. Pertemuan ini berlangsung di kediaman Cudy di Jalan Lagarutu, Palu, dan dihadiri oleh sejumlah pengurus Partai Demokrat Sulteng.

Dalam pertemuan tersebut, Anwar dan Reny berharap agar Gubernur Cudy memberikan dukungan dan bimbingan dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin daerah. Anwar mengungkapkan rasa hormatnya kepada Cudy, yang dianggap sebagai tokoh masyarakat dan orang tua rakyat Sulteng.

“Sebagai adik, kami patutlah sowan ke kak Cudy. Semoga beliau bersedia mendukung dan membimbing kami dalam banyak hal,” ungkap Anwar.

Reny juga menambahkan bahwa Cudy telah banyak membimbingnya selama berkarir di pemerintahan, baik saat menjabat sebagai Palu maupun Gubernur.

Sekretaris DPD Partai Demokrat Sulteng, Hidayat Pakamundi, menjelaskan bahwa pertemuan ini tidak membahas hal-hal khusus, melainkan lebih kepada silaturahmi.

Setelah pencoblosan dalam serentak, Anwar dan Reny juga melakukan kunjungan serupa kepada Ketua Utama Alkhairaat, HS Alwi bin Saggaf , dan Sekjen PB Alkhairaat, Jamaluddin Mariadjang. Dalam kunjungan itu, Alwi mengucapkan selamat kepada pasangan Anwar-Reny sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih, namun mengingatkan agar semua pihak tetap sabar menunggu hasil resmi dari KPU.

Jamaluddin menekankan pentingnya hasil quick count yang dilakukan oleh lembaga profesional sebagai dasar pengambilan keputusan .

Menurut data aplikasi Sirekap KPU, total yang masuk untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur mencapai 96,72 persen, dengan pasangan Anwar-Reny memperoleh suara 706.124 (45,03 persen), sedangkan pasangan Ahmad Ali – Abdul Karim Al Jufri mendapatkan 605.324 suara (38,60 persen).

Juru bicara , Andono Wibisonk, menegaskan bahwa pertemuan Anwar dan Reny dengan Cudy adalah silaturahmi biasa, tanpa pembicaraan mengenai langkah politik.

Andono juga menyampaikan beberapa poin penting dari pertemuan tersebut, termasuk komitmen untuk mengawasi proses perhitungan suara dan perhatian terhadap surat edaran KPU yang mengakibatkan ratusan ribu warga kehilangan hak suaranya.