WARTA SULTENG, – Pekebun menjadi ujung tombak perkebunan dan lanskap bisnis kelapa sawit di Indonesia. Untuk mendorong kualitas produktivitas dan hasil perkebunan, kecakapan pekebun menjadi hal krusial.
Mencapai hal tersebut, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian mengadakan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit melalui Pelatihan Pengelolaan Sarana Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit, Bertempat di Best Western Plus Coco, Kamis (22/8/).
LPP Agro Nusantara sebagai salah satu penyelenggara pelatihan mengadakan Pelatihan Pengelolaan Sarana Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit Angkatan I, II dan III yang di ikuti sebanyak 94 Peserta yang berasal dari Morowali dan MorowaliUtara.
Para peserta mendapatkan materi berupa pembelajaran teori di kelas misalnya mengenai regulasi dan kebijakan, pengenalan alat dan mesin pertanian, penanganan infrastruktur kebun, pengelolaan air, penanganan limbah B3, dan sebagainya.
Selain itu Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut melaksanakan praktik di lapangan mengenai materi terkait dengan didampingi oleh pengajar dan narasumber yang berpengalaman dan kompeten di bidang tersebut.
SEVP Operation LPP Agro Nusantara, Pugar Indriawan mengatakan bahwa secara praktik, pekebun tentu sudah memiliki kemampuan yang biasanya diturunkan atau dilihat dari praktik pekebun lain.
Abdul Wahid peserta/ sawit cukup menambahkan pengalaman dan pengetahuan tetang Sawit dan semoga bisa menambah hasil dan Sawit makin jaya di tanah .
Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulteng yang diwakili oleh Dr Ir Simpra Tajang MSi mengucapkan BPDPKS dan berkolaborasi bersama LPP Agro Nusantara dengan adanya Pelatihan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit, petani Sulteng memiliki perkebunan yang berkelanjutan dan memiliki daya saing di pasar Dunia maupun Pasar Lokal.
“Bahwa banyak fasilitas yang diberikan oleh oleh BPDPKS untuk dapat bekerjasama untuk mencapai satu tujuan mendapatkan ISPO bagi kebun kita karena semua itu di awali dengan pendataan. Jadi itu supaya dikatakan berhasil jika kita mendapatkan dukungan dari petani,” tuturnya.
Kadis Perkebunan menyebutkan kebun rakyat di Sulteng sekitar 140.000 Hektare dengan tingkat produktifitas baru mencapai 3 Ton dengan harapan dapat ditingkatkan dengan adanya pelaksanaan pelatihan dengan menyerap materi-materi yang disampaikan oleh narasumber.

Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap tahun, program pelatihan yang disediakan BPDPKS dan Ditjenbun terdiri dari jenis pelatihan teknis maupun non teknis (manajerial). Di tahun 2024 ini, BPDPKS dan Ditjebun menyelenggarakan 11 jenis pelatihan bagi total 6.437 orang peserta.