, Bimbim jangan menangis, Aku jadi bertanya-tanya,” sepenggal lirik lagu yang dibawakan Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimbim membius puluhan ribu penonton di Lapangan Imanuel, , Kamis malam, (29/8), dalam konser bertajuk ‘Sulteng Emas'.

Dibalik lagu tersebut, Bimbim menyindir kerusakan gunung di dan akibat penambangan pasir batu (sirtu) untuk pembangunan Ibu Nusantara () di Kalimantan Timur.

Sebelum membawakan lagu “Bimbim Jangan Menangis”, drummer band papan atas itu menyampaikan kritiknya.

“Kami kemarin jalan ke wilayah Donggala, lihat kerusakan gunung-gunung, katanya untuk IKN. Masa sih membangun wilayah baru tapi merusak wilayah lainnya?” ujarnya, disambut riuh tepuk tangan penonton.

Grup band Slank berhasil memukau puluhan ribu Palu dengan genre rock and roll yang menjadi ciri khas mereka.

Namun, di balik hiburan itu, Bimbim menyelipkan pesan yang mengingatkan publik akan dampak lingkungan dari pembangunan yang tidak memperhatikan keberlanjutan.

Material sirtu dari Palu dan Donggala telah menjadi andalan untuk pembangunan IKN, dengan penambangan yang terjadi di bagian pesisir.

Material ini kemudian diangkut menggunakan tongkang dan kapal tagboat menuju Kalimantan Timur.

Palu dan Donggala menjadi wilayah terdekat dengan IKN, menjadikan daerah ini sebagai penyokong utama dalam proyek tersebut.

Selain itu, telah menetapkan sebagian wilayahnya sebagai Kawasan Pangan Nusantara (KPN), yang akan menjadi penyangga IKN di masa depan.(Od)