WARTA , – Aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan mahasiswa dari perguruan tinggi terkemuka di Sulawesi Tengah (Sulteng) di depan kantor , Jalan Dr. Sam Ratulangi Palu, berakhir ricuh pada Jumat (23/8/).

Demonstrasi yang awalnya berjalan tertib dalam menolak revisi UU dan mengawal putusan MK, berubah menjadi kericuhan setelah massa memaksa masuk ke Gedung .

Polresta Palu yang dibantu Sulteng berupaya menjaga situasi tetap kondusif. Namun, upaya persuasif polisi untuk menghindari kericuhan tidak diindahkan, sehingga terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat . Akibatnya, beberapa korban harus dilarikan ke Bhayangkara.

Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Agus Nugroho, menyayangkan kejadian tersebut dan menyatakan keprihatinannya atas insiden yang semula damai namun berujung pada kekerasan.

Saat menjenguk para korban di Rumah Sakit Bhayangkara, ia menyampaikan empati dan meminta pihak rumah sakit memberikan perawatan terbaik.

“Kami prihatin dengan adanya kericuhan ini. Jika semua pihak bisa menahan diri, kericuhan pasti bisa dihindari,” ujar Kapolda Sulteng.

Ia juga menegaskan bahwa seluruh biaya perawatan korban akan ditanggung oleh Polda Sulteng dan meminta agar tidak ada pungutan tambahan dari pihak rumah sakit.

Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Sulteng, AKBP Sugeng Lestari, melaporkan ada sembilan korban yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, terdiri dari tiga mahasiswa, dua warga, dan empat anggota .

Satu mahasiswa dirawat di ICU namun kondisinya sudah mulai stabil. Dua lainnya memilih untuk pulang setelah mendapatkan perawatan singkat.

“Dipastikan semua korban ditangani dengan baik oleh tim medis Rumah Sakit Bhayangkara. Semoga semuanya dapat segera pulih dan kembali beraktivitas,” pungkasnya. **