Umat Hindu se-Sulawesi Tengah (Sulteng) memperingati Hari Piodalan ke-39 Pura Agung Wana Kertha Jagatnatha, Sabtu (16/11/2024).
Selain sebagai ajang persembahyangan, perayaan ini juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni yang menonjolkan tradisi budaya Hindu.
Ketua Panitia, I Wayan Darma, menjelaskan bahwa upacara tahunan ini adalah bentuk syukur dan penyucian Pura, yang jatuh setiap bulan purnama kelima. Rangkaian acara diawali dengan prosesi melasti di Pantai Duva sebagai simbol pembersihan rohani dan jasmani.
Setelah melasti, upacara dilanjutkan dengan ngias atau memanggil Ida Sang Hyang Widi Wasa untuk bersemayam di Pura. Prosesi ini diiringi tarian sakral seperti Tari Rejang Dewa, Rejang Sari, dan Baris Gede.
“Tarian-tarian ini menjadi bagian penting dari upacara, sekaligus memperindah rangkaian acara,” kata Wayan.
Selain ritual keagamaan, Hari Piodalan juga diramaikan oleh berbagai pagelaran seni. Sanggar-sanggar seni di Kota Palu menyajikan hiburan berupa tarian dan musik tradisional, menciptakan suasana semarak dan menarik bagi ribuan umat yang hadir.
“Setiap sesi persembahyangan bisa menampung hingga 3.000 umat, dan total peserta diperkirakan mencapai 15.000 orang dari berbagai daerah di Sulawesi Tengah,” tambah Wayan.
Acara Piodalan ini tak hanya menjadi momentum keagamaan, tetapi juga ajang melestarikan seni budaya Hindu di Sulawesi Tengah. Umat Hindu di seluruh wilayah diundang untuk turut meramaikan perayaan yang berlangsung khidmat sekaligus meriah ini.**