WARTA , JAKARTA – Setelah puluhan tahun hidup masing-masing dan bertahan hidup di Jakarta, para pekerja seni asal bertemu pada acara bersama Senin, 8/4, disalah satu restoran di Jakarta Pusat.

Bukan hanya diaspora Sulawesi Tengah yang ikut hadir, tapi juga pekerja seni yang secara emosional punya keterikatan dengan Sulawesi Tengah seperti Sandy PAS Band, Yoyo Bassman dan Ferry Haku.

Ajakan kumpul mulanya dilontarkan Abdee Slank di grup WA (), wadah yang terbentuk pasca Covid 19 tahun 2018 dan menyatukan para musisi asal Sulawesi Tengah karena harus bertahan hidup ditengah ketiadaan pekerjaan karena larangan .

“Kumpul kumpul seperti ini harus selalu kita lakukan kalau waktu memungkinkan ditengah kesibukan kita masing-masing. Yang penting jangan menganggu kesibukan dan apa yang menjadi tanggung jawab dari profesi kita,” kata Abdee Slank kepada keluarga besar.

Terkait apa yang disampaikan Abdee, Rival ‘Pallo' Himran mewakili PMC mengatakan bertemu langsung seperti saat ini adalah kerinduan bersama.

“Terima kasih tuaka Abdee ditengah kesibukannya hari ini sudah bisa meluangkan waktu bisa bertemu dan momentumnya di bulan . Banyak hal yang bisa teman teman diskusikan yang selama ini hanya menjadi wacana terbatas dalam diskusi kelompok atau percakapan di grup WA. Meskipun kami tau kalau tuaka Abdee juga bagian dari grup WA ini tapi kalau bertemu langsung tentu lebih fokus dan terarah, terutama rencana PMC mengeluarkan dalam waktu dekat,” ujar Rival.

Atas harapan tersebut, Abdee minta untuk dibuat lagi pertemuan yang khusus membahas ide dan gagasan PMC dalam waktu dekat, termasuk pembahasan album kompilasi yang saat ini tengah digarap.

“Saran, pemikiran dan gagasan tuaka Abdee nantinya tentu saja akan sangat berguna bagi kami semua mengingat rekam jejak dan naluri tuaka Abdee sebagai musisi, produser sekaligus marketing yang hebat,” kata Zarro, Halid Lamando Jemi Lobo dan Yanni.

PMC sendiri merupakan wadah berkumpul para pekerja seni Sulawesi Tengah di Jabodetabek yang melibatkan para musisi seniman film, komedian serta pemerhati seni. Saat Covid 19 terjadi jumlah pekerja seni terdampak mencapai angka 70-an yang kemudian menjadi embrio kehadiran PMC.

Melalui wadah ini para pekerja seni saling info lowongan maupun kabar duka yang beberapa kali terjadi melanda para pekerja seni dan keluarganya selama empat tahun terakhir. (ET)