, Warta Sulteng –

Badan Karantina terus mendorong ekspor produk ke pasar internasional.

Dalam upaya tersebut, Kepala , Sahat M. Panggabean, melakukan kerja ke Parigi Moutong, Tengah, untuk meninjau langsung kesiapan ekspor durian ke Tiongkok. (18/2)

Kunjungan ini mencakup inspeksi rumah kemas dan kebun durian guna memastikan kualitas dan pengemasan sesuai dengan standar internasional.

Sahat menegaskan bahwa kepatuhan terhadap regulasi yang ditetapkan oleh General Administration of Customs China (GACC) sangat krusial agar durian Indonesia dapat diterima di pasar Tiongkok.

“Kami berkomitmen mendukung dan usaha dalam meningkatkan kualitas produk agar dapat bersaing di pasar global. Kesesuaian dengan standar negara tujuan, termasuk traceability atau ketertelusuran asal produk, menjadi kunci utama keberhasilan ekspor,” ujar Sahat.

Dalam kunjungan tersebut, Sahat juga meluncurkan “Go Ekspor” yang bertujuan memberikan pendampingan teknis serta memfasilitasi akses pasar bagi produk pertanian Indonesia.

Program ini diharapkan menjadi katalisator dalam peningkatan ekspor durian dan produk pertanian lainnya.

Selain inspeksi, Sahat berdialog dengan petani dan pelaku usaha untuk memahami tantangan yang mereka hadapi.

Ia menegaskan pentingnya penerapan praktik pertanian modern guna meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.

“Pemerintah berencana menyediakan berbagai program pelatihan dan penyuluhan sebagai bagian dari upaya meningkatkan petani dalam menghadapi persaingan global” katanya.

Selama kunjungannya, Sahat juga meninjau fasilitas pendukung seperti pusat distribusi dan penyimpanan dingin yang berperan penting dalam menjaga kualitas produk pertanian hingga ke tangan konsumen di luar negeri.

Deputi Karantina Tumbuhan, Bambang, menambahkan bahwa Badan Karantina Indonesia akan terus memberikan pendampingan teknis kepada petani durian agar memenuhi standar ekspor.

Sementara itu, Kepala Karantina Sulawesi Tengah, Alfian, menyatakan kesiapan daerah dalam mengawal kebijakan ekspor guna memastikan kualitas produk tetap terjaga.

“Para petani dan pelaku usaha menyambut baik kunjungan ini. Program ekspor ini akan kami kawal” imbuhnya.

Ferdi, pengusaha rumah kemas, menyatakan apresiasinya terhadap perhatian pemerintah, sementara Made, seorang petani durian, mengaku lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas produksinya.

Diharapkan kunjungan ini memberikan dorongan bagi para petani dan pelaku usaha di Parigi Moutong untuk memanfaatkan peluang ekspor secara maksimal. Badan Karantina Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan ekspor produk pertanian melalui berbagai program dan kebijakan strategis.**