Palu, Warta Sulteng –
Anggota Komisi III DPR RI, Sarifuddin Sudding, dari Partai Amanat Nasional (PAN) daerah pemilihan Sulawesi Tengah, hadir dalam dialog kebangsaan yang digelar untuk membahas isu-isu strategis di wilayah tersebut.
Acara yang berlangsung Rabu, (15/01) di The Madalle Cafe and Resto, jalan Gunung Loli, Kota Palu ini turut menghadirkan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Tengah sebagai narasumber utama.
Dalam dialog tersebut, Sarifuddin menyoroti berbagai persoalan hukum, keamanan, dan sosial yang dihadapi masyarakat Sulawesi Tengah, termasuk ancaman serius narkotika yang merusak generasi muda.
Ia menyatakan bahwa narkotika bukan sekadar kejahatan luar biasa, tetapi juga bentuk ancaman terhadap kemanusiaan yang membutuhkan perhatian kolektif.
“Kami di Komisi III terus memantau dan mengawasi kinerja institusi penegak hukum, termasuk BNN, kepolisian, dan kejaksaan, agar lebih efektif dalam memberantas narkotika. Bahaya ini harus diatasi melalui kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat,” tegas Sarifuddin.
Kepala BNNP Sulawesi Tengah, Brigjen Ferdinand Maksi Pasule dalam paparannya menambahkan data mengejutkan terkait penyalahgunaan narkotika di daerah tersebut.
Dengan angka pengguna mencapai 43.000 orang, termasuk kasus anak di bawah umur, ancaman narkotika menjadi semakin nyata.
Ia mengungkapkan salah satu kasus mencolok, yaitu seorang anak berusia 12 tahun di Parigi yang terjerat narkotika hingga harus meninggalkan sekolah.
Saat ini, anak tersebut menjalani rehabilitasi dengan harapan dapat kembali menempuh pendidikan.
“Kami juga mencatat keberhasilan besar, seperti pengungkapan penyelundupan 20 kilogram narkotika di Kayumalue yang berpotensi menyelamatkan 100.000 jiwa. Namun, upaya ini harus disertai pencegahan berkelanjutan melalui edukasi dan partisipasi masyarakat,” ujarnya.
Sarifuddin Sudding mengapresiasi langkah-langkah BNNP dalam penanganan kasus narkotika, namun ia menegaskan perlunya penguatan sinergi antara pemerintah daerah, aparat, dan masyarakat dalam memberantas kejahatan ini.
Ia juga mendorong adanya peningkatan fasilitas dan dukungan bagi BNN di Sulawesi Tengah, termasuk rencana pendirian kantor BNN di Parigi Moutong yang kini menunggu finalisasi lahan hibah dari pemerintah daerah.
Selain isu narkotika, Sarifuddin menyoroti stabilitas politik dan keamanan di Sulawesi Tengah, khususnya dalam pelaksanaan Pilkada yang berjalan damai tanpa konflik.
Menurutnya, kedewasaan masyarakat dalam menjaga harmoni sosial menjadi modal penting untuk mendorong pembangunan dan kesejahteraan di daerah.
Dalam sesi tanya jawab, Amar, warga Kota Palu, menyampaikan usulan agar pemerintah dan BNNP lebih intensif mengadakan sosialisasi bahaya narkotika, tidak hanya di sekolah-sekolah, tetapi juga di rumah-rumah ibadah.
“Melalui rumah ibadah dan sekolah, pesan tentang bahaya narkotika dapat menjangkau masyarakat lebih luas dan menyentuh semua kalangan, terutama anak muda,” ujar Amar.
Dialog kebangsaan ini diakhiri dengan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama berperan aktif melawan narkotika dan menjaga stabilitas daerah.
“Generasi muda adalah harapan masa depan. Kita semua harus memastikan mereka bebas dari bahaya narkotika dan memiliki masa depan yang cerah,” tutup Sarifuddin. (Od)